loading...
loading...
Beberapa waktu lalu, beredar video seorang wanita tengah diinterogasi. Dari cuplikan video itu, wanita cantik tersebut dipaksa menjawab pertanyaan seorang pria. Pria itu sepertinya yang memegang kamera. Video hasil interogasi itu tersebar ke media sosial.
Akun Youtube Kumpulan Video membagikannya yang sudah ditonton ribuan kali. Media sosial memang tanpa batas. Pengguna dapat dengan mudah mengunggah atau menonton sesuatu secara cepat dan murah. Apa saja yang terjadi dan dianggap lain dari yang lain langsung diunggah.
Tidak memikirkan lagi nasib seseorang di dalam foto atau video. Jika di dalam video pelaku kejahatan, bisa saja sebagai salah satu cara untuk memberikan efek jera. Atau sebagai hukuman sosial pada pelakunya. Hujatan, cacian dan makian pengguna media sosial sangat menyakitkan bagi pelaku. Apalagi pelaku yang berhubungan dengan tindakan susila.
Misalnya pasangan mesum yang digerebek. Warganet akan beramai-ramai melakukan bully habis-habisan. Tak peduli lagi orang yang dibully memiliki keluarga. Kondisi ini memang sangat miris karena berhubungan dengan norma dan nama baik seseorang.
Rasa-rasanya tidak pantas seseorang yang bersalah mendapat penghakiman sosial berlebihan. Seperti yang dialami cewek belia satu ini. Dia disebut-sebut kepergok berhubungan intim dengan pacarnya. Bukannya diselesaikan secara baik-baik, malah cara interogasinya mempermalukan wanita tersebut. Seorang pria di balik kamera bertanya yang sifatnya sangat pribadi.
Bahkan boleh dibilang menyudutkan wanita tersebut. Ditambah pertanyaan berbau pornografi. Cewek itu awalnya malu menjawabnya karena kurang pantas diucapkan. Pria itu menanyakan sudah berapa kali berhubungan badan. Wanita itu malu-malu menjawab sebanyak empat kali. Tetapi pria tersebut tidak percaya karena menurutnya wanita itu melakukannya setiap hari.
"Sekarang kamu jujur sudah berapa kali kamu bercinta?" tanya pria itu.
"Empat kali," kata wanita itu.
Tapi lagi-lagi pria itu tidak percaya.
Pria itu menanyakan apakah enak berhubungan intim dengan pacarnya.
Wanita itu spontan menjawab enak.
"Enaknya seperti apa?" tanya pria itu.
"Rasanya Enak-enak sakit," jawab wanita itu.
Pria yang menanyakan kembali minta penegasan, enak atau sakit. Wanita itu hanya mampu menjawab kedua-duanya. Pertanyaan selanjutnya lebih tidak masuk akal. Dia menanyakan apakah wanita itu ketagihan berhubungan badan. Lalu, pria itu menanyakan lagi bagian mana yang terasa enak. Tentunya pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab sendiri.
Bahkan, ada pertanyaan yang justru lucu saat dijawab sang wanita. Pria itu mengancam akan melaporkan cewek itu pada lurah. Tapi jawaban cewek itu malah mengundang tawa.
"Jangan pak, Pak Lurahnya bapak saya kok."
Meski cewek tersebut bersalah, namun tak sepantasnya diperlakuan seperti itu. Banyak yang menyayangkan cara interogasi tersebut. Lebih baik orangtua cewek tersebut dipanggil terkait kelakuan anaknya.
loading...
